BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah “abortus”
berarti mengeluarkan hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma)
sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Ini adalah suatu proses pengakhiran
hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh. Menurut buku ilmu
kebidanan, istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup diluar kandungan (Wiknjosastro, 1991;h.302). Selain
itu aborsi dapat juga didefinisikan sebagai pengakhiran kehamilan
sebelum fetus mencapai waktunya dan biasanya terjadi sebelum kehamilan mencapai
umur 20-24 minggu.
Proses keperawatan adalah
serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencanakan dan
melaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka membantu klien untuk mencapai
dan memelihara kesehatannya seoptimal mungkin. Tindakan keperawatan tersebut
dilaksanakan secara berurutan, terus menerus, saling berkaitan dan dinamis. Agar dapat memberikan asuhan keperawatan sebaik-baiknya, perlu dilakukan
penggajian dan pemberian intervensi yang tepat. Kita juga mengetahui
bahwa peran perawat yang paling utama adalah melakukan promosi dan pencegahan
terjadinya gangguan kesehatan baik l, sehingga dalam hal ini perlu diberikan
pendidikan kesehatan yang efektif guna meningkatkan kualitas kesehatannya.
B.
TUJUAN
a.
Tujuan umum
Adapun tujuan
umum penyusunan makalah ini adalah mendukung kegiatan pembelajaran keparawatan
System Reproduksi I khususnya tentang asuhan keperawatan pada klien dengan
abortus serta melatih mahasiswa untuk berpikir kritis.
b.
Tujuan khusus
1.
Untuk mengetahui
dan memahami tentang pengkajian pada klien dengan abortus
2.
Untuk
mengetahui dan memahami tentang diagnose yang muncul pada klien dengan
abortus?
3.
Untuk
mengetahui dan memahami intervensai dan asuhan keperawatan yang diberikan pada
klien dengan abortus
.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Abortus adalah keluarnya janin sebelum
mencapai viabilitas. Dimana masa gestasi belum mencapai usia 22 minggu dan
beratnya kurang dari 500gr (Derek liewollyn&Jones, 2002).
Abor-tus adalah berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia luar (FK UNPAD,
Obstetri Patologi, Bandung: bagian Obstetri dan Ginekologi FK UNPAD).
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil
konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram (Mansjoer,Arif,dkk.
2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi
ketiga, jilid I, hlm: 260 FKUI
Jakarta: Media Aesculapius).
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi pada usia
kehamilan kurang dari 28 minggu atau berat janin kurang dari 1.000 gram. ( Junaidi,Purnawan 1982 Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga, jilid I,
h1m:260 FKUI Jakarta: Media. Aesculapius).
B.
Etiologi
Abortus dapat terjadi karena beberapa
sebab yaitu :
a. Faktor Pertumbuhan
Hasil Konsepsi.
Kelainan
pertumbuahan hasil konsepsi dapat menimbulkan
kematian janin dan cacat bawaan yang menyebabkan hasil konsepsi dikeluarkan, gangguan pertumbuhan
hasil kosepsi dapat terjadi karena:
1)
Faktor kromosom.
Ø Gangguan terjadi sejak sernula pertemuan kromosom, terinasuk kromosorn seks.
2)
Faktor lingkungan endometritum.
Ø Endometrium belurn siap untuk menerima implasi
hasil konsepsi.
Ø Gizi ibu kurang karena anemia atau terlalu pendek
jarak kehamilan.
3)
Pengaruh luar
Ø Infeksi endometrium, endometrium tidak siap
menerima hasil konsepsi.
Ø Hasil konsepsi terpengaruh oleh obat dan
radiasi menyebabkan pertumbuhan hasil konsepsi terganggu.
b. Kelainan Pada Plasenta
1)
Infeksi pada
plasenta dengan berbagai sebab, sehingga palsenta tidak dapat berfungsi.
2)
Gangguan pembuluh darah palsenta,
diantaranya pada diabetes melitus.
3)
Hipertensi menyebabkan gangguan peredaran darah palsenta sehingga
menimbulkan keguguran.
c. Penyakit Ibu
Penyakit ibu dapat secara langsung
mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan melalui plasenta:
1)
Penyakit infeksi seperti pneumonia, tifus abdominalis,
malaria, sifilis.
2)
Anemia ibu melalui gangguan nutrisi dan peredaran O2 menuju sirkulasi retroplasenter.
3)
Penyakit menahun ibu seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati, penyakit diabetes melitus.
d. Kelainan Yang Terdapat Dalam Rahim
Rahim merupakan tempat tumbuh
kembangnya janin dijumpai keadaan abnormal dalam bentuk mioma uteri, uterus
arkatus, uterus septus, retrofleksi uteri, serviks inkompeten, bekas operasi
pada serviks (konisasi, amputasi serviks), robekan serviks postpartum.
i.
Penyebab Dari Segi Maternal
Penyebab secara umum:
Ø Keracunan,
misalnya keracunan tembaga, timah, air raksa, dll.
f.
Penyebab Dari Segi Janin
Ø Kematian
janin akibat kelainan bawaan.
C. Klasifikasi
1. Abortus
spontanea (abortus yang berlangsung tanpa tindakan) Yaitu:
a) Abortus
imminens : Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum
20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasiserviks.
b) Abortus
insipiens : Peristiwa perdarahanuterus
pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri
yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.
c) Abortus
inkompletus : Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20
minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.
2. Abortus
provokatus (abortus yang sengaja dibuat)
YaituMenghentikan kehamilan sebelum
janin dapat hidup di luar tubuh ibu. Pada umumnya dianggap bayi belum dapat
hidup diluar kandungan apabila kehamilan belum mencapai umur
28 minggu, atau berat badanbayi
belum 1000 gram, walaupun terdapat kasus bahwa bayi dibawah 1000 gram dapat
terus hidup.
D.
Patofisiologi
Pada awal abortus terjadi perdarahan
desiduabasalis, diikuti dengan nerkrosis jaringan sekitar yang menyebabkan
hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus.Kemudian uterus
berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu,
villi korialis belum menembus desidua secara dalam jadi hasil konsepsi dapat
dikeluarkan seluruhnya.Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu, penembusan sudah
lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak
perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu janin dikeluarkan terlebih
dahulu daripada plasenta hasil konsepsi keluar dalam bentuk seperti kantong
kosong amnion atau benda kecil yang tidak jelas bentuknya (blightes ovum),janin
lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta, fetus kompresus, maserasi atau
fetus papiraseus.
fatway
E. Tanda Dan Gejala
Tanda dan gejala pada
abortus Imminen :
a.
Terdapat keterlambatan dating bulan
b.
Terdapat perdarahan, disertai sakit
perut atau mules
c.
Pada pemeriksaan dijumpai besarnya rahim
sama dengan umur kehamilan dan terjadi kontraksi otot rahim
d.
Hasil periksa dalam terdapat perdarahan
dari kanalis servikalis, dan kanalis servikalis masih tertutup, dapat dirasakan
kontraksi otot rahim
e.
Hasil pemeriksaan tes kehamilan masih positif
Tanda dan gejala pada
abortus Insipien :
a.
Perdarahan lebih banyak
b.
Perut mules atau sakit lebih hebat
c.
Pada pemariksaan dijumpai perdarahan
lebih banyak, kanalis servikalis terbuka dan jaringan atau hasil konsepsi dapat
diraba
Tanda dan gejala abortus Inkomplit :
a.
Perdarahan memanjang, sampai
terjadi keadaan anemis.
b.
Perdarahan mendadak banyak menimbulkan
keadaan gawat
c.
Terjadi infeksi ditandai dengan suhu
tinggi
d.
Dapat terjadi degenerasi ganas (kario
karsinoma)
Tanda dan gejala abortus Kompletus :
Tanda dan gejala abortus Kompletus :
a.
Uterus telah mengecil
b.
pendarahan
sedikit
c.
Canalis servikalis telah tertutup
Tanda dan gejala Missed Abortion :
Tanda dan gejala Missed Abortion :
a.
Rahim tidak membesar, malahan mengecil
karena absorbsi air ketuban dan maserasi janin
b.
Payudara
mengecil
kembali
F.
Manifestasi
Klinis
1. Terlambat
haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu
2. Pada
pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut
nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat
3. Perdarahan
pervaginam mungkin disertai dengan keluarnya jaringan hasil konsepsi
4. Rasa
mulas atau kram perut, didaerah atas simfisis, sering nyeri pingang akibat kontraksi uterus
5. Pemeriksaan
ginekologi :
Ø Inspeksi
Vulva : perdarahan pervaginam ada atau tidak jaringan hasil konsepsi, tercium bau busuk dari vulva
Ø Inspekulo
: perdarahan dari cavum uteri, osteum uteri terbuka atau sudah
tertutup, ada atau tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak cairan
atau jaringan berbau busuk dari ostium.
Ø Colok
vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan
dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan,
tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, cavum
douglas tidak menonjol dan tidak nyeri.
G.
Pemeriksaan
Penunjang
1.
Test HCG Urine
Indikator kehamilan Positif
Positif bila janin
masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah abortus
2.
Pemeriksaaan Doppler atau USG untuk
menentukan apakah janin masih hidup
3.
Kadar
Hemoglobin Status Hemodinamika Penurunan (< 10 mg%) dan Pemeriksaan
kadar fibrinogen darah pada missed abortion.
4.
Kadar SDP
Resiko Infeksi Meningkat(>10.000 U/dl)
5.
Kultur Kuman
spesifik Ditemukan kuman.
H. Penatalaksanaan
a. Abortus Imminen
Ø
Istirahat
baring agar aliran darah ke uterus bertambah dan merangsang mekanik berkurang
Ø
Tes kehamilan dapat dilakukan.
Ø
Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C.
Ø
Bersihkan vulva minimalkan 2 kali sehari dengan cairan antiseptik untuk mencegah infeksi.
Ø
Berikan obat penenang biasanya fenobarbital 3 x 30 mg.
b. Abotus Insipien
Ø
Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, yang disertai perdarahan dengan pengosongan uterus memakai kuret vakUun atau cunam
abortus.
Ø
Pada kehamilan lebih dari 12 minggu berikan infuse oksitoksin 10 iu dalam dekstrose 5% 500 ml dimulai 8 tetes permenit.
Ø
Bila perdarahan tidak banyak, tunggu terjadi abortus spontan tanpa pertolongan selama 36 jam dengan diberikan morfin.
Ø
Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran plasenta secara manual.
c. Abortus Inkompletus
Ø
Bila disertai syok karena perdarahan, berikan infuse cairan NaCI fisiologi
atau RL dan selekas mungkin di tranfusi darah.
Ø
Setelah syok diatasi, lakukan kerokan dengan kuret tajarn lalu suntikkan ergometrin 0,2 mg intramuscular.
Ø
Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan
pengeluaran plasenta secara manual.
Ø
Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi.
d. Abortus Kompletus
Ø
Bila kondisi pasien baik berikan ergonometrin 3 x 1 tablet selama 3 sampai 5 hari.
Ø
Bila pasien anemia, berikan hematinik seperti sulfas ferosus atau tranfuse darah.
Ø
Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi.
Ø
Anjurkan pasien diet tinggi protein,
vitamin dan mineral.
e. Abortus Infeksiosus
Atau Septik
Abortus septik harus dirujuk ke Rumah Sakit
Ø
Penangulangan infeksi
Ø
Tingkatkan asupan cairan.
Ø
Bila perdarahan banyak maka lakukan tranfuse darah.
Ø
Dalam 24 jam
sampai 48 jam setelah perlindungan antibiotik atau lebih cepat lagi bila terjadi perdarahan, sisa konsepsi
harus dikeluarkan dari uterus.
f. Habitual Abortus
Ø Penderita dianjurkan untuk banyak istirahat.
Ø Makanan harus adekuat mengenai protein, hidrat arang, vitamin mineral.
Pembatasan obat-obatan yang diketahui mempuyai pengaruh jelek kepada janin.
Ø Memfasilitasi klien untuk dapat menciptakan kondisi
emosional yang tenang, dan menghilangkan rasa cemas.
g.
Missed Abortion.
Ø Bila kadar fibrinogen
normal, segera keluarkan jaringan konsepsi dengan cunam ovum lalu dengan kuret
tajam:
Ø Bila kadar fibrinogen rendah, berikan fibrinogen
kering atau segar sesaat sebelum atau ketika mengeluarkan konsepsi.
Ø Bila kehamilan kurang 12 rninggu lakukan pembukaan
serviks dengan gagang laminaria selama 12 jam lalu lakukan dilatasi serviks
dengan dilatator hegar.
Ø Bila kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan dietilstilbestol 3 x 5 mg lain
infuse oksitoksin 10 iu dalam dekstrose 5 % sebanvak 500 ml mulai 20 tetes per menit dan naikan dosis saznpai ada
kontraksi uterus. Bila fundus uteri sampai 2 jari bawah pusat, keluarkan hasil
konsepsi dengan menyuntik larutan garam 20 % dalam kavum uteri melalui dinding perut,
I.
. Komplikasi
1. Perdarahan
2. perforasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar