Rabu, 06 Juni 2012

askep abortus


BAB I
PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG

Menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah “abortus” berarti mengeluarkan hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Ini adalah suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh. Menurut buku ilmu kebidanan, istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan (Wiknjosastro, 1991;h.302). Selain itu aborsi dapat juga didefinisikan sebagai pengakhiran kehamilan sebelum fetus mencapai waktunya dan biasanya terjadi sebelum kehamilan mencapai umur 20-24 minggu.   
  Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencanakan dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatannya seoptimal mungkin. Tindakan keperawatan tersebut dilaksanakan secara berurutan, terus menerus, saling berkaitan dan dinamis. Agar dapat memberikan asuhan keperawatan sebaik-baiknya, perlu dilakukan penggajian dan pemberian intervensi  yang tepat. Kita juga mengetahui bahwa peran perawat yang paling utama adalah melakukan promosi dan pencegahan terjadinya gangguan kesehatan baik l, sehingga dalam hal ini perlu diberikan pendidikan kesehatan yang efektif guna meningkatkan kualitas kesehatannya.




B.      TUJUAN
a.      Tujuan umum
Adapun tujuan umum penyusunan makalah ini adalah mendukung kegiatan pembelajaran keparawatan System Reproduksi I khususnya tentang asuhan keperawatan pada klien dengan abortus serta melatih mahasiswa untuk berpikir kritis.

b.      Tujuan khusus
1.      Untuk mengetahui dan memahami tentang pengkajian pada klien dengan abortus
2.      Untuk mengetahui dan memahami tentang  diagnose yang muncul pada klien dengan abortus?
3.      Untuk mengetahui dan memahami intervensai dan asuhan keperawatan yang diberikan pada klien dengan abortus

.











BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian
Abortus adalah keluarnya janin sebelum mencapai viabilitas. Dimana masa gestasi belum mencapai usia 22 minggu dan beratnya kurang dari 500gr (Derek liewollyn&Jones, 2002).                                                                  
Abor-tus adalah berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia luar (FK UNPAD, Obstetri Patologi, Bandung: bagian Obstetri dan Ginekologi FK UNPAD).
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram  (Mansjoer,Arif,dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga, jilid I, hlm: 260 FKUI Jakarta: Media Aesculapius).
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 28 minggu atau berat janin kurang dari 1.000 gram. ( Junaidi,Purnawan 1982 Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga, jilid I, h1m:260 FKUI Jakarta: Media. Aesculapius).

B.     Etiologi
Abortus dapat terjadi karena beberapa sebab yaitu :
a.    Faktor Pertumbuhan  Hasil Konsepsi.
Kelainan pertumbuahan hasil konsepsi dapat menimbulkan  kematian janin dan cacat bawaan yang menyebabkan hasil konsepsi dikeluarkan, gangguan pertumbuhan  hasil kosepsi dapat terjadi karena:
1)    Faktor kromosom.
Ø  Gangguan terjadi sejak sernula pertemuan kromosom, terinasuk kromosorn seks.
2)      Faktor lingkungan endometritum.
Ø  Endometrium belurn siap untuk menerima implasi hasil konsepsi.
Ø  Gizi ibu kurang karena anemia atau terlalu pendek jarak kehamilan.
3)      Pengaruh luar
Ø  Infeksi endometrium, endometrium tidak siap menerima hasil konsepsi.
Ø   Hasil konsepsi terpengaruh oleh obat dan radiasi menyebabkan pertumbuhan hasil konsepsi terganggu.
b.    Kelainan Pada Plasenta
1)      Infeksi pada plasenta dengan berbagai sebab, sehingga palsenta tidak dapat berfungsi.
2)        Gangguan pembuluh darah palsenta, diantaranya pada diabetes melitus.
3)        Hipertensi menyebabkan gangguan peredaran darah palsenta sehingga menimbulkan keguguran.
c.     Penyakit  Ibu
        Penyakit ibu dapat secara langsung mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan melalui plasenta:
1)      Penyakit infeksi seperti pneumonia, tifus abdominalis, malaria, sifilis.
2)       Anemia ibu melalui gangguan nutrisi dan peredaran O2 menuju sirkulasi retroplasenter.
3)      Penyakit menahun ibu seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati, penyakit diabetes melitus.
d.    Kelainan Yang Terdapat Dalam  Rahim
      Rahim merupakan tempat tumbuh kembangnya janin dijumpai keadaan abnormal dalam bentuk mioma uteri, uterus arkatus, uterus septus, retrofleksi uteri, serviks inkompeten, bekas operasi pada serviks (konisasi, amputasi serviks), robekan serviks postpartum.

i.                    Penyebab Dari Segi Maternal
Penyebab secara umum:
a)      Infeksi Akut
Ø  virus, misalnya cacar, rubella, hepatitis.
Ø  Infeksibakteri, misalnya streptokokus.
Ø   Parasit, misalnya malaria.

b)      Infeksi Kronis
Ø   Sifilis, biasanya menyebabkan abortus pada trimester kedua.
Ø  Tuberkulosis paru aktif.
Ø  Keracunan, misalnya keracunan tembaga, timah, air raksa, dll.
Ø  Penyakit kronis, misalnya :
c)      Gangguan fisiologis, misalnya Syok, ketakutan, dll.
d)      Trauma fisik.
i.                    Penyebab Yang Bersifat Lokal:
c)      Retroversikronis.
e.     Hubungan seksual yang berlebihan sewaktu hamil, sehingga menyebabkan   hiperemia dan abortus.
f.     Penyebab Dari Segi Janin
Ø  Kematian janin akibat kelainan bawaan.
C.  Klasifikasi
1.      Abortus spontanea (abortus yang berlangsung tanpa tindakan) Yaitu:
a)      Abortus imminens : Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasiserviks.
b)      Abortus insipiens : Peristiwa perdarahanuterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.
c)      Abortus inkompletus : Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.
d)     Abortus kompletus : Semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan.
2.      Abortus provokatus (abortus yang sengaja dibuat)
YaituMenghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu. Pada umumnya dianggap bayi belum dapat hidup diluar kandungan apabila kehamilan belum mencapai umur 28 minggu, atau berat badanbayi belum 1000 gram, walaupun terdapat kasus bahwa bayi dibawah 1000 gram dapat terus hidup.

D.    Patofisiologi
Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis, diikuti dengan nerkrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus.Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, villi korialis belum menembus desidua secara dalam jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya.Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu janin dikeluarkan terlebih dahulu daripada plasenta hasil konsepsi keluar dalam bentuk seperti kantong kosong amnion atau benda kecil yang tidak jelas bentuknya (blightes ovum),janin lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta, fetus kompresus, maserasi atau fetus papiraseus.
fatway




E.     Tanda Dan Gejala
Tanda dan gejala pada abortus Imminen :
a.       Terdapat keterlambatan dating bulan
b.      Terdapat perdarahan, disertai sakit perut atau mules
c.       Pada pemeriksaan dijumpai besarnya rahim sama dengan umur kehamilan dan terjadi kontraksi otot rahim
d.      Hasil periksa dalam terdapat perdarahan dari kanalis servikalis, dan kanalis servikalis masih tertutup, dapat dirasakan kontraksi otot rahim
e.        Hasil pemeriksaan tes kehamilan masih positif

Tanda dan gejala pada abortus Insipien :
a.        Perdarahan lebih banyak
b.      Perut mules atau sakit lebih hebat
c.       Pada pemariksaan dijumpai perdarahan lebih banyak, kanalis servikalis terbuka dan jaringan atau hasil konsepsi dapat diraba

Tanda dan gejala abortus Inkomplit :
a.         Perdarahan memanjang, sampai terjadi keadaan anemis.
b.      Perdarahan mendadak banyak menimbulkan keadaan gawat
c.       Terjadi infeksi ditandai dengan suhu tinggi
d.      Dapat terjadi degenerasi ganas (kario karsinoma)

Tanda dan gejala abortus Kompletus :
a.        Uterus telah mengecil
b.       pendarahan sedikit
c.         Canalis servikalis telah tertutup
Tanda dan gejala Missed Abortion :
a.        Rahim tidak membesar, malahan  mengecil karena absorbsi air ketuban dan maserasi janin
b.      Payudara mengecil kembali

F.   Manifestasi Klinis
1.      Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu
2.      Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah kesadaran menurun,   tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat
3.      Perdarahan pervaginam mungkin disertai dengan keluarnya jaringan hasil konsepsi
4.      Rasa mulas atau kram perut, didaerah atas simfisis, sering nyeri pingang akibat  kontraksi uterus
5.      Pemeriksaan ginekologi :
Ø  Inspeksi Vulva : perdarahan pervaginam ada atau tidak jaringan hasil konsepsi,  tercium bau busuk dari vulva
Ø  Inspekulo : perdarahan dari cavum  uteri, osteum  uteri terbuka atau  sudah tertutup, ada atau tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau jaringan berbau busuk dari ostium.
Ø  Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, cavum douglas tidak menonjol dan tidak nyeri.

G.    Pemeriksaan Penunjang

1.      Test HCG Urine Indikator kehamilan Positif
Positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah abortus
2.      Pemeriksaaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
3.      Kadar Hemoglobin Status Hemodinamika Penurunan (< 10 mg%) dan Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion.
4.      Kadar SDP Resiko Infeksi Meningkat(>10.000 U/dl)
5.      Kultur Kuman spesifik Ditemukan kuman.
H.    Penatalaksanaan
a.      Abortus Imminen
Ø  Istirahat baring agar aliran darah ke uterus bertambah dan merangsang mekanik berkurang
Ø   Tes kehamilan dapat dilakukan.
Ø  Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C.
Ø  Bersihkan vulva minimalkan 2 kali sehari dengan cairan antiseptik untuk mencegah infeksi.
Ø  Berikan obat penenang biasanya fenobarbital 3 x 30 mg.
b.      Abotus Insipien
Ø  Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, yang disertai perdarahan dengan pengosongan uterus memakai kuret vakUun atau cunam abortus.
Ø  Pada kehamilan lebih dari 12 minggu berikan infuse oksitoksin 10 iu dalam dekstrose 5% 500 ml dimulai 8 tetes permenit.
Ø  Bila perdarahan tidak banyak, tunggu terjadi abortus spontan tanpa pertolongan selama 36 jam dengan diberikan morfin.
Ø  Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran plasenta secara manual.
c.       Abortus Inkompletus
Ø  Bila disertai syok karena perdarahan, berikan infuse cairan NaCI fisiologi atau RL dan selekas mungkin di tranfusi darah.
Ø  Setelah syok diatasi, lakukan kerokan dengan kuret tajarn lalu suntikkan ergometrin 0,2 mg intramuscular.
Ø  Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran plasenta secara manual.
Ø  Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi.
d.      Abortus Kompletus
Ø  Bila kondisi pasien baik berikan ergonometrin 3 x 1 tablet selama 3 sampai 5 hari.
Ø  Bila pasien anemia, berikan hematinik seperti sulfas ferosus atau tranfuse darah.
Ø   Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi.
Ø   Anjurkan pasien diet tinggi protein, vitamin dan mineral.
e.        Abortus Infeksiosus Atau Septik
Abortus septik harus dirujuk ke Rumah Sakit
Ø  Penangulangan infeksi
Ø  Tingkatkan asupan cairan.
Ø   Bila perdarahan banyak maka lakukan tranfuse darah.
Ø   Dalam 24 jam sampai 48 jam setelah perlindungan antibiotik atau lebih cepat lagi bila terjadi perdarahan, sisa konsepsi harus dikeluarkan dari uterus.
f.       Habitual Abortus
Ø  Penderita dianjurkan untuk banyak istirahat.
Ø   Makanan harus adekuat mengenai protein, hidrat arang, vitamin mineral. Pembatasan obat-obatan yang diketahui mempuyai pengaruh jelek kepada janin.
Ø  Memfasilitasi klien untuk dapat menciptakan kondisi emosional yang tenang, dan menghilangkan rasa cemas.
g.      Missed Abortion.
Ø  Bila kadar fibrinogen normal, segera keluarkan jaringan konsepsi dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam:
Ø  Bila kadar fibrinogen rendah, berikan fibrinogen kering atau segar sesaat sebelum atau ketika mengeluarkan konsepsi.
Ø  Bila kehamilan kurang 12 rninggu lakukan pembukaan serviks dengan gagang laminaria selama 12 jam lalu lakukan dilatasi serviks dengan dilatator hegar.
Ø    Bila kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan dietilstilbestol 3 x 5 mg lain infuse oksitoksin 10 iu dalam dekstrose 5 % sebanvak 500 ml mulai 20 tetes per menit dan naikan dosis saznpai ada kontraksi uterus. Bila fundus uteri sampai 2 jari bawah pusat, keluarkan hasil konsepsi dengan menyuntik larutan garam 20 % dalam kavum uteri melalui dinding perut,

I.       . Komplikasi
1.      Perdarahan
2.      perforasi